10/8/07

Narsis

Kubuka sebuah album usang, yang baru saja kuambil dari sebuah tempat rahasiaku. Album yang berisi kumpulan potret yang mengisahkan goresan kelam masa mudaku. Entahlah, aku tak mengerti, mengapa saat ini aku begitu ingin membukanya kembali. Sebuah album tentang manis getir yang begitu kuat merambahi perasaanku. Tentang kebodohan dan kenaifanku, tentang kekacauan jiwaku, tentang kesemrawutan yang menemani keseharianku di masa lalu. Album yang seharusnya telah kumusnahkan. Sejak kujumpai sebuah paras ayu dari seorang perempuan penuh kelembutan yang mampu merubah segala kekacau-balauan otakku yang dipenuhi pernik dan percik ketidak-wajaran. Dan menatanya menuju hidup yang teratur. Membenarkan pemikiran-pemikiran salahku.

Seorang perempuan yang kini menjadi ibu bagi dua putri cantikku. Perempuan saleha yang menjadi istri terbaik di jagat raya dalam alur pandangku.

.....

Kutatapi lembar demi lembar foto-foto itu. Melepaskan jiwaku, meniti momen-momen dimana lelaki muda yang ada pada foto itu menjalani hidupnya. Lelaki yang paling kucintai dalam hidupku. Melebihi cintaku pada siapapun, bahkan terhadap istri dan buah cinta kami.

"Owh.., betapa tampan lelaki muda ini". Sanjung hatiku dengan tatap mata yang tak lepas dari foto itu.

Kesempurnaan fisik memang terpancar jelas dari lelaki keturunan Arab itu. Sepasang bola mata hitam nan bening, yang mampu menenangkan mata-mata lain yang memandangnya. Dihiasi alis tebal yang teduh memayungi. Dengan hidung mancung dan bibir sensual, keindahan nan menawan. Raut wajah maha tampan yang pernah kujumpai. Disempurnakan dengan tubuh kekar ala tentara, menjadikan ia pria tampan nan gagah pengundang mimpi para wanita. Menciptakan kekaguman di hati mereka, juga hatiku.

.....

Segenap rasa letihku akibat pekerjaan yang menguras pikiran dan tenagaku di kantor, rasanya berkurang sudah. Semangat baru hadir kini, dengan menatap wajah lelaki masa laluku.

"Ini yah, secangkir teh hangat, untuk sedikit mengurangi letih ayah!" sebuah suara lembut Fitriani Soleha, istriku. Menempatkan kembali pada ragaku, ruh-ruh yang melayang bersama lamunanku.

Segera kututup album foto tersebut. Dan kusembunyikan di balik bantal sofa ruang tamu yang sedang kududuki.

"Duh, gawat! Jangan sampai bunda tahu tentang album itu. Jadi kacau nanti!!" Suara hati ketakutanku bicara.
"Itu album foto ya, yah?" Tanya istriku.

Jantungku berdegup kencang. O..ow, ternyata aku tidak dengan benar menutupi album tersebut. Sehingga masih ada bagian yang terlihat oleh istriku.

"Tadi, bunda perhatikan, ayah begitu syahdu menatapi lembar demi lembar foto itu. Foto siapa sih, sepertinya istimewa sekali bagi ayah?" kalimat-kalimat istriku seolah pisau tajam yang menghunjam jantungku. Menghentikan sejenak tarik nafasku.

"Kiamat..!!" Seru bathinku.

Diambil dan dibukanya album itu. Dan sebuah senyuman kecil tersungging dari bibirnya.

"Ya ampun, yah!! Aneh-aneh dan lucu sekali gaya ayah dalam foto-foto ini". Ucap istriku diantara senyumannya yang kian merekah.



dimas_rafky
Bekasi, 06102009

No comments: