1/5/08

Jati dan Perempuan hujan




Dulu,
Dalam pamitmu..
Kau bilang aku harus setegar jati
Dililit kemarau pilu namun tak melepas hidup
Percaya hujan kasihmu kan selalu membasahi ranting-ranting rindu
Meranggaskan pucuk-pucuk asmara
Yang sempat layu berguguran
Dengan rinai-rinai kelembutan
Menelusup pada tiap pori hati

Aku pernah setegar itu,
Tapi tidak lagi kini

Hembusan sepoi saja telah tumbangkanku
Seiring singgahmu yang sebatas janji, Perempuan hujan.

No comments: