10/26/08
Tetes rindu (Risau matahari)
Malam ini,
Cinta adalah tetes rindu
Butir bening yang menyusup kemudian mengalir ke setiap sel darah
Menjadikan detik terasa tak berdetak
Waktu kaku tak bergerak
Rasa tak sabar dan gelisah menumpuk di ubun-ubun
Serisau matahari menanti pagi
Berharap awan tak kelabu
Mungkin pertemuan adalah bulir jernih embun di daun sirih: indah, tenang.
Labels:
Percik puisi,
tetes rindu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment