6/25/08

Kisah daun


Ada lima, bagiku empat. Terikat dan mengikat dengan kuat. Tersatukan dan erat menyatu. Memberikan hati, memeluk syahdu. Dan, aku, mereka, menyebutnya pohon persahabatan.

Dengan bibit peduli mencipta buah kasih sayang.

Akar, batang, ranting dan daun. Mereka bilang aku akar, padahal aku merasa jiwaku daun. Dan aku memang daun.

Takkan ada daun bila tak ada ranting yg menempel dibatang, dan batang yang mampu tegar berdiri karena topangan akar yang kuat. Hijauku terjaga karena mereka. Membuatku terus merasai kasih sayang, buah yang tercipta begitu ranum.

Delapan tahun rimbun. Kemudian kekeringan mendera.
Menjadikan daun layu, menguning dan mengering. Ranting mengering, batang ikut, dan akarpun turut.

Tahun kesembilan pohon mati. Padahal daun yang kering masih terus bertahan untuk tetap menyatu dengan ranting. Tapi pohon tumbang.

Bersama klorofil air mata yang tlah lama mengering, ia terlepas dari pohon itu. Membiarkan angin sesuka hati menerbangkannya. Membawanya pergi~entah sejauh mana ia kan terbawa. Hingga akhirnya membusuk. Lebur.

No comments: