7/31/08

Karena hidup adalah berjuang


Hidup adalah berjuang
sekali, dua kali, dan terus tanpa henti

Hidup masih adalah berjuang
Sedang jiwaku telah begitu lelah
Tapi menyerah adalah berhianat

Maka kuterus berjuang
Di setengah jiwa yang hampir hilang

Melawan ego dan membunuh sifat burukku, ternyata perjuangan terberat sepanjang hidup.

7/30/08

Resah


Apa karena dipenuhi bintik dosa, sehingga kanvas rasaku jauh dari tenang. Selalu saja terlukis gurat gelisah di polosnya. Warna ketakutanpun kian tertuang, menyempurnakan resahku.

Kenapa kubiarkan warna resah dan gurat takut kian memoles, bahkan semakin dominan, bukankah tujuanku melukis bahagia?

Mengapa ku tak memberangus habis segala resah dan rasa takut tak beralasan itu? Atau memang sebenarnya aku yang selalu mengundang mereka hadir, menjadikan mereka teman setiaku?
Entahlah..

Otakku selalu buntu ketika berpikir. Semangatku seringkali getas ketika berjuang. Pemikiranku selalu saja berubah, dibergantinya waktu.

Lalu kan kau sebut apa, jenis manusia sepertiku ini? Pecundangkah itu?

Kini, menulispun ku benar-benar tak berarah. Hanya mengungkapkan kesemrawutan jiwa dan mengaksarakan bait-bait rasa tanpa makna. Kau boleh menertawakan aku, karena akupun sedang ingin menertawakan caraku menghadapi hidup.

Dan tulisan ini terhenti disini.

7/28/08

Tak bisa


Aku mencintaimu, ternyata kau tidak. Lalu kau menawarkan persahabatan padaku.

Jawabku: "maaf ku tak bisa menerimanya. Karena kutahu itu langkah pertama kau meninggalkanku".

7/27/08

Pinta kepada kawan


Ada banyak masa dimana aku lupa, bahwasanya aku bisa menikmati setiap leler perih yang merembas ke hati. Karena sesungguhnya disetiap kelopak luka tercipta putik bahagia.

Kawan,
Ingatkan aku bahwa akan selalu ada jalan bagi setiap yang berusaha. Bahwa akan selalu ada tempat yang menanti kusinggahi. Bahwa akan selalu ada orang yang membutuhkan keberadaanku. Katakan bahwa aku berarti bagimu, kawan.

7/25/08

Tak tahan sepi


Tuhan..
Berikanlah aku cinta
Ijinkan aku memiliki cinta yang kucintai
Atau jika tidak,
Buatlah aku mencintai cinta yang mencintaiku
Jangan biarkan aku cinta sendiri

Tuhan..
Sepi rasanya menyusuri lelikuan hidup bersendirian
Kala kuterjatuh, tak ada yang membantuku bangkit
Kala luka-luka menusuk, ku semakin terpuruk
Dan ketika bahagia merenda waktuku
tak mau kutersenyum sendiri
Lalu pada siapa kubisa berbagi?

Tuhan..
Jangan biarkan kubertanya,
Mengapa asa dan kenyataan jarang sekali berjalan mesra dan saling berpegangan tangan?

7/24/08

Hakikat hidup


Semestinya, aku semakin tegar dengan susahnya hidup yang dikadokan Tuhan padaku. Pada lapar yang hampir mengeringkan aliran sungai semangatku. Dan miskin yang menyuguhkan dua cangkir pilihan untukku: MENYERAH atau BERTAHAN.

Semestinya, akupun harus rela dan berlapang dada melepas ketidaksepakatanku pada catatan takdir. Catatan yang ditulis oleh tangan Tuhan dan tersimpan dalam kitab-kitab malaikat.

Dan sepertinya pula, aku harus benar-benar membuka mata. Bahwa ini bukanlah mimpi, melainkan realita kehidupan. Aku harus berani menghadapi, sesukar apapun hidup yang aku punya. Sesulit apapun masalah yang menggelayuti otakku. Karena burung gagak pun rela memakan bangkai demi menyambung hidup. Karena mau tak mau, hidup ini ada untuk dihidupkan.

Dan aku harus berkaca diri, aku bukanlah seseorang yang dilahirkan berbalut sutra. Tak perlu aku iri dengan mereka yang mempunyai segala, seenak sesuka hati mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hanya dengan bermodal beberapa kata: "Papa, aku ingin.." atau "Mama aku ingin".

Sudah saatnya aku kembali mengumpulkan keyakinanku dan menghapus ragu, tuk tetap tegak berdiri pada kehidupanku. Tak perlu lagi merengek akan susahnya kehidupan. Dan terus berjuang, karena itulah hakikatnya HIDUP.


* iri hati yang ditunjukkan pada seseorang, akan melukai diri sendiri.

7/20/08

Bicara pada Tuhan


Tuhan,
Aku tak mau banyak meminta pada-Mu. Karena, aku belum memberikan apa-apa pada-Mu. Setelah aku memberikan hidupku pada-Mu, baru aku pantas meminta. Tapi, aku tetap tidak ingin meminta. Bukannya aku sombong atau angkuh, Tuhan. Karena aku tahu, sepantasnya kita memberi tanpa harus meminta, mengabdi tanpa mengiba. Aku ingin menjadi yang seperti itu, Tuhan. Karena ku juga tahu, Engkau kan selalu memberi tanpa diminta. Dan Engkaulah satu-satunya yang mampu mendengar tanpa kuberucap. Yes, because You're the Lord.

Tuhan,
Lihat aku sedang tersenyum. Dan kutahu ku kan terus tersenyum. Walau tak kutampik, sendu kan selalu bertamu dirumah rasaku. Tapi kuyakin, rianglah yang memiliki hak tinggal disini.

I love You, GOD!
Lindungi aku, ketika ku tak mampu melindungi diriku sendiri.

*Oups, maaf Tuhan, tanpa sadar aku telah meminta. Tak bisa aku hidup tanpa limpahan rahmat-Mu.

Just let life flows


Aku tak lagi memiliki gairah tuk bermimpi. Karena mimpi hanyalah ilusi. Karena mimpi hanyalah angan, yang sering menghadirkan luka. Karena mimpi terlalu melenakan, padahal semestinya bila kita memiliki mimpi, bangunlah, dan kejar mimpi tersebut, dengan rencana dan usaha yang kuat.

Ah, biar kujalani saja apa yang terbentang di hadapanku. Tak mau banyak berpikir, apalagi mereka-reka apa yang belum jelas keberadaannya.

Aku hanya ingin menikmati hidup, itu saja. Tak peduli pahit atau manis, rasa yang terhidang dalam wajan takdirku. Karena ku yakin, selama ku mau terus menikmati dan mensyukuri apa yang Tuhan beri, maka hanya akan ada bahagia yang terkecap di bibir hatiku.

Biarlah mereka terus bicara tentang apa yang ada di otak mereka. Mengeluarkan segala penilaian tentangku yang telah membumbung di ubun-ubunnya. Dan aku hanya perlu konsentrasi akan perjalanan hidupku. Tak perlu pasang telinga akan ucap-ucap yang belum tentu nyata kebenarannya, apalagi harus menguping. Tapi, bukan berarti tidak mendengarkan bila ada saran yang teralamatkan untukku.

Aku telah cukup banyak mendapat luka dari orang-orang sekitarku. Tapi, tak sedikitpun terbesit untuk membalas setiap nyeri yang mereka cipta. Karena menghayati hakikat hidup adalah yang terpenting. Bukan begitu, TUHAN?

Yang kutahu, aku hanya perlu untuk selalu menjadi yang benar. Bukan menjadi yang baik. Walaupun semestinya aku menjadi yang baik dan benar. Tapi itu terlalu sulit.

Segala yang baik belum tentu benar. Dan segala yang benar, belum tentu baik bagi mereka. Tapi aku tetap ingin menjadi yang benar. Berusaha sedikit mungkin melakukan kesalahan. Sekali lagi, tanpa perlu ambil pusing ucap-ucap orang yang tak sejalan denganku. Karena perdebatan, hanya buang waktu. Dan beda tetaplah beda. Kecil kemungkinan untuk menjadi sama. Dan ku kan terus melangkah.

Demi cinta (mungkin rayuan gombal)


aku bukan pelangi senja
yang memendar diantara rintik hujan
keindahan semesta yang menyejukan mata dan rasa

selamanya, aku takkan pernah menjadi pelangi
tapi, karena cintaku padamu
aku kan mencoba tuk selalu mencipta keindahan rasa dalam hatimu
di setiap kebersamaan yang kita jalani.

7/15/08

Rindu yang hilang


Kemarin rindu adalah tawar
Seperti teh hangat tanpa gula
HAMBAR

Hari ini rindu masih sebagai rasa tak berasa
Seperti tatapan terakhir kau memandangku
Kosong,
Tak bermakna
Tak ada sorot sirat kasih

Esok,
Mungkin rindu adalah mati
Seperti tumbangnya mahoni di kebun belakang rumahku sore ini

Mungkin cinta berakhir.

7/8/08

Inilah cinta


Cinta itu sebuah jalan..
Cinta bukan sekedar perasaan
Tetapi sebuah komitmen
Karena perasaan bisa berubah
Rasa datang dan pergi begitu saja

Cinta tak harus berakhir bahagia
Karena cinta tak harus berakhir

Cinta itu bukan mencari pasangan yang sempurna
Tetapi belajar untuk mengerti dan memahami ketidaksempurnaan pasangan dengan sempurna.

*note: bukan karya sendiri, hasil poles karya teman.

7/3/08

Senja yang berbeda


Ada yg terasa berbeda senja ini,
Dawai kepiluan mengalun syahdu
Kidung lara terdengar menyejukan

Ya,
Aku didekap bahagia
Tombak-tombak yang ingin kau pakai tuk melukaiku
Justru menjadi tongkat penopangku
Api yang kau siapkan tuk membakarku
Malah menjadi obor semangatku

Ku benar-benar bahagia,
Tak peduli seberapa besar kau ingin menyakitiku
Tak peduli betapa bara kau ingin menghancurkanku

Ku tlah menghapusmu, dan ku bahagia.

Aku dan laramu



Sahabat,
Kau selalu mencoba untuk kuat
Dimataku kau begitu hebat
Tak pernah kau tunjukkan gurat sendu di wajahmu

Sahabat,
Hatiku adalah padang resah
Mulutku merupakan pohon keluh
Dari lidahku rimbun keluh kuperdengarkan padamu
Tentang lara dan kecewa
Tentang pedih dan luka hati

Sahabat,
Inilah yang tlah lama hilang dan akhirnya kembali
Kau perdengarkan keluhmu
Kau kisahkan laramu

Dan kubahagia,
Bukan pada derita yang bertamu pada hidupmu
Tapi bahagia akan keputusanmu tuk kembali membagi lukamu padaku
Membiarkanku ikut merasai nyeri itu

Esok hari baru, semoga luruh segala laramu.