9/29/08

Laskar pelangi the movie (great and inspiring)



Akhirnya, aku bisa kembali tersenyum puas setelah keluar dari pintu bioskop. Ya, aku baru saja menonton film laskar pelangi. Film yang mampu menginspirasi dan menyentuh hati.

Film ini mengajarkan kita akan arti pentingnya pendidikan. Betapa pendidikan merupakan sebuah pondasi utama kesuksesan masa depan. Bahwasanya setiap manusia berhak mengecap pendidikan (bahkan manusia termiskin sekalipun). Film tersebut juga mengajarkan pada kita bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya berdasarkan nilai-nilai bagus yang diraih, melainkan juga pengaplikasian ilmu yang didapat. Dan pelajaran moral dan aqidah merupakan unsur penting dalam pendidikan.

Film ini tidak sekedar mengajak kita tuk bermimpi, tapi juga menyemangati dan memberi kita jalan tuk mengejar mimpi. Karena mimpi ada memang tuk dikejar, dan orang yang sukses adalah orang yang mampu mengubah mimpinya menjadi nyata.
Film ini mampu dengan mudahnya membuat senyumku mengembang sekaligus menjadikan mataku berkaca-kaca. Tersenyum karena melihat anak-anak yang dengan fasilitas pendidikan jauh dibawah standar mampu berprestasi dengan sangat gemilang. Adalah semangat dan usaha yang mampu mengantarkan kita kepada keberhasilan. Dimana rintangan dan jatuh berulang tak boleh menghentikan langkah tuk meraih cita-cita.

Film ini juga membawaku pada kisah masa kecilku semasa dibangku Sekolah Dasar. Kesulitan-kesulitan serupa yang kualami (tak semiris kisah dalam film tersebut sesungguhnya, hanya menyerupai) dan prestasi-prestasi yang kuraih di masa itu (dan kini membuatku menyadari bahwasanya kesulitan-kesulitan mampu membuat kita menjadi lebih kreatif dan berprestasi, itu terjadi padaku).

Ada bagian yang benar-benar membuatku menangis dalam film tersebut, ketika para laskar pelangi mengikuti lomba karnaval kemerdekaan. Dengan kostum ala dayak yang terbuat dari dedaunan (entah apa nama daun yang mereka pakai), karena kreatifnya tarian mereka, mereka mampu menjuarai karnaval tersebut (semestinya aku tersenyum akan plot cerita tersebut, tapi justru tiba-tiba dadaku terasa sesak, air mataku tak tertahan tuk menetes. Karena mereka seolah mengisahkan masa kecilku yang sulit namun berprestasi. Dan ampuni aku Tuhan, kenyamanan-demi kenyamanan yang kuraih enam tahun terakhir ini telah melunturkan kreatifitas dan semangatku tuk terus maju).

Finally, I wanna say: This movie is really recommended. Perlu ditonton deh! Maaf banget ya, klo ulasannya dipenuhi curhat colongan. Selamat menonton!

9/24/08

Asa (Menyerah adalah patah)


Di telaga rasa yang mengerang
Di antara reribuan asa menggenang
Satu harap hilang
Empat lima datang merenang

Lalu apalah arti berkehendak
Bila tak bertindak
Karena berhasil adalah rangkaian berbuat
Bila hanya diam
Maka mimpi tetaplah mimpi
Meski malam terusir pagi

Lalu seorang petani yang beristirahat di pinggir telaga berkata:
"Jangan berharap memanen, bila tak menanam!"
Lalu ikut kukatakan:
"Dan menanam tidak akan selalu memanen."

Maka:
Berusahalah kembali
Karena menyerah adalah patah
Pasrah adalah kalah
Dan mimpi tercipta untuk dikejar ketika kita terbangun.

9/17/08

Lelaki pinggir telaga


Di telaga ini,
Ada rasa yang tak tersampaikan
Seperti rindu ikan
pada hujan yang tak kunjung datang
Sewarna rindu lelaki pinggir telaga
pada pelangi yang tak lagi menghiasi sisi telaga

Hujan menghilang,
Serumpun matahari yang menghilangkan tetes embun di pucuk daun
Bersama angin yang menerbangkan butir-butir pasir harap

Aku kembali terduduk di tepi telaga ini
Telaga rasa yang mampu membuatku renang
Menyelami ragam dimensi bersama sirip-sirip hayalku
Berbicara pada udang dan kepiting tentang bunga dan luka cinta
Bersenda gurau dengan air: merangkai arti tulus persahabatan
Menyaksikan satu persatu tawes dan mujaer yang terjaring jala nelayan:
mengajarkanku tentang perpisahan

Di telaga rasa ini,
Ku masih menanti perempuan hujan, bersama permukaan telaga yang surut pasang:
adalah gairahku.

Kisah sepatu



Aku tak ubahnya sepatu bagi hidupmu.


Sepatu.
Kamu tahu sepatu? Tentu saja kamu tahu.

Sepatulah yang setiap harinya melindungi kakimu dan memperindah penampilanmu. Tapi lihat keberadaannya, berada di telapak kakimu. Kau injak-injak dia di setiap langkahmu. Kau biarkan ia terus terinjak dan menopang beban tubuhmu.

Lalu dia mahkota. Tak selalu bersamamu. Tapi di setiap detak jantungmu, begitu kau agungkan dia. Kau letakan ia di kepalamu, anggota tubuh yang paling kau sucikan. Kau terus sanjung dia. Dan ketika tak bersamanya, kau simpan ia di kotak terindah perhiasan hatimu.

Dan ternyata aku sepatu di matamu. Kuselalu mencoba melindungi dan memperindah taman hatimu. Sedang kau terus menginjak-injak kuntum rasaku. Kuterus menopang beban ranting mawarmu, tapi durimu malah menusuk-nusuk batang jiwaku, kau tak pernah menganggapku ada.

Tapi warna kuntum rasaku tulus menyanyangimu, perempuan. Melindungi dan menjagamu, memperindah hidupmu, agar tak hanya abu-abu.
Warna samar yang selalu dia suguhkan untukmu.

Kan kubiarkan kuterinjak agar kau tak pernah terluka. Terus terinjak dan bermain luka: perih.

Biarkan kutetap memberikan yang terbaik untukmu, meski kau tidak. Hingga di ujung waktu ku tak mampu lagi menghapus lukamu, karena kupun dipenuhi luka. Tak mampu lagi menjadi pendengar dan penopang bebanmu.

Kita berpisah. Entah ku yang pergi, atau kau yang membuangku.

9/11/08

Telah berpulang (saudariku)



Adalah kematian, kedatangannya merupakan sebuah misteri.

Lahir, hidup kemudian mati. Itulah suratan manusia di muka bumi ini. Dan kematian adalah ujung perjalanannya (sesungguhnya awal dari kehidupan kekal di akhirat).

Terlahir dengan menangis, tetapi mereka tersenyum bahagia akan hadir kita. Lalu kita menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. Dan insya Allah, di akhir usia, ketika menutup ajal kita kan mati dengan tersenyum dan mereka merasa kehilangan dan kan terus mengenang kebaikan yang kita tabur selama mendiami daratan bumi.

Dan pagi kemarin, seorang sepupu meninggal karena kecelakaan mobil bersama seorang sopir dan empat penumpang lainnya dalam angkot yang ia naiki. Naas, mobil tersebut tertabrak kereta api.

Perempuan itu (sepupuku) telah pergi, meninggalkan seorang putri kecil, suami, ayah, ibu dan tiga orang adiknya.

Sepupuku benar-benar pergi. Selepas subuh, dalam perjalanannya menuju tempat kerja, ruang nafkah keluarganya selama ini. Dia pergi dalam puasanya, dalam tujuan sucinya, di Ramadhan ini.

Selamat jalan..
Kami menyayangimu, bangga akan adamu selama ini.

Selamat jalan saudariku..
Semoga surga Allah tempatmu berpulang. Amin.

9/10/08

Ramadhan (muara cinta)


Adalah Ramadhan yang kau nanti
Ladangmu menanam dan menuai pahala berlimpah
Berkah Ramadhan..
Kau gembalakan hati
Menjinakkan jiwa yang liar
Mencairkan ruh yang beku

Adalah Ramadhan..
Tempatmu kembali pada-Nya
Membasuh gelisah di telaga tenang-Nya
Bersandar di rindang Rahmat-Nya

Adalah Ramadhan masa cinta bersemi
menandukan kasih sayang

Adalah Allah muara cinta
Ku akan mengalir ke sana.

9/8/08

Menterjawantahkan cinta


Dan ketika ia datang, seberapa keraspun kau menolak, ia kan tetap hadir. Dan dialah cinta, sebuah kata yang memiliki beragam arti. Tergantung siapa, dan dari sudut pandang mana ia mengartikannya.

Dan bagiku…

Cinta itu:

-Dag-dig-dug. Ya, cinta itu dag-dig-dug. Ko bisa gitu? Karena ketika ia datang dan menusuk hingga sudut terdalam hati ini, jantungku jadi dag-dig-dug ga menentu. Pasti semua yang pernah jatuh cinta, dah ngerasain dag-dig-dug ga penting itu. Nyebelin, tapi seru.

-Kaya gula. Ya, cinta itu memang seperti gula. Rasanya manis. Apalagi orang yang kita cinta ternyata dia juga mencintai kita. Manis banget deh rasanya. Dunia serasa milik berdua bo…(egois banget ga’ sih..?).

-Kaya jeruk nipis. Asem, ga da enak-enaknya (yang kaya gini biasanya kalo udah mulai ada masalah-masalah yang datang). Weeiitt!!! Kata siapa jeruk nipis ga’ da enak-enaknya? Banyak ko masakan yang rasanya jadi jauh lebih lezat setelah di tambahkan jeruk nipis. Jadi kalo di sambungin ke masalah yang datang dalam cinta, Jangan pernah takut akan hadirnya. Karena kalo kita bisa dengan benar menyikapinya, masalah bisa membuat hubungan cinta yang kita punya jadi lebih baik. (lho eh..lho eh.., ko malah jadi so ngajarin gitu).
-Trus cinta itu juga… ( ya udah deh, sekarang giliran lo buat mengartikannya sendiri)

Pokoknya..
Apapun dan bagaimanapun kita mendefinisikan cinta, satu hal yang pasti, cinta milik semua orang. Artinya, siapapun dan seperti apapun kondisinya, cinta pasti akan hadir. Kapan dan bagaimana hadirnya, biarkan takdir yang menjawabnya. Kita hanya perlu menjalaninya. Pastinya, menjalaninya dengan sebaik-baiknya. Hingga yang terbaik pantas kita miliki.

Hidup dan bubuk kopi (be thankful and positif thinking)


Hidup adalah serupa bubuk kopi: pekat dan pahit. Tapi bila kita bisa meramunya dengan baik, maka kan tercipta secangkir kopi hangat yang manis dan nikmat.

Orang bijak bilang, kalau kamu mau bahagia, maka berbahagialah! Dan bila ingin bersedih, maka bersedihlah!

Ya, karena pada dasarnya hidup itu memang sulit: pahit seperti bubuk kopi. Tinggal bagaimana kita mengatur strategi agar hidup menyenangkan untuk di jalani: nikmat dan manis seperti secangkir kopi hangat. Salah satunya yakni dengan cara merubah pola pikir: yaitu dengan membiasakan diri untuk selalu berpositif thinking.

Karena yang namanya hidup, takkan pernah lepas dari masalah. Satu masalah lepas, akan datang satu masalah lagi, bahkan terkadang datang beberapa masalah dalam satu waktu. Dan ada kalanya sampai membuat kita merasa hidup ini begitu berat, dan kita tidak mampu tuk menjalaninya.

Cobalah untuk POSITIF THINKING! Atau berprasangka baik pada takdir Tuhan. Niscaya beban itu akan terasa lebih ringan.

Pola pikir berikutnya yang mesti kita tanam di hati adalah THANKFUL ORIENTIED, atau menjadi orang yang bersyukur. Pada dasarnya, orang yang berprasangka baik pada takdir Tuhan, akan menjadi orang yang bersyukur.

Dan tahukah anda, bila syukur itu nikmat?

Karena dengan pola syukur, hidup ini menjadi terasa ringan untuk dijalani. No matter how bitter life is.

9/3/08

Bagilah pedihmu (sahabat)


Berbagi, adalah koridor manis tuk mengikis pedih.

Lihat, sahabat!
Tubuhmu bergetar hebat. Maka, luapkan saja amarahmu, alirkan luka itu: mari kita berbagi! Terasa oleh hatiku bebanmu, tak mampu lagi kamu membendung luapannya. Sayat-sayat luka yang kukira telah sembuh, leler-leler perih yang kupikir telah lama mengering, ternyata semakin parah.

Aku di sini, sahabat!
Masih berjalan di setapak yang sama, masih tetap mengagungkan persahabatan kita. Aku masih menempatkanmu sebagai terbaik dalam runutan perkawananku. Terbaik. Ya, masih kamulah yang terbaik, yang tak memberikan luka, meski kadang kumencubit gumpal rasamu.

Mari sahabat, sandarkan kepalamu di pundakku. Bersama peluk, deburkanlah riak gundahmu. Lafadzkan ayat-ayat luka yang menggema di rongga dadamu. Aku tak mau samar, tak ingin meraba rasa. Lantunkan, agar kumampu memberi sudut pandangku dengan benar akan masalahmu.

Sahabat,
Delapan belas tahun bukanlah masa yang singkat bagi perjalanan kebersamaan kita. Walau sama-sama kita sadari, takkan pernah seratus persen kita saling memahami. Tapi kita sama merasa, akulah yang paling mengerti kamu, dan kamulah yang paling mengerti aku.

Sahabat,
Menangis memang bukan hal yang biasa dilakukan oleh laki-laki dalam menghadapi masalah. Tapi bukanlah hal yang salah, apalagi hina untuk kamu lakukan. Menangislah, bila dengan menangis dapat kamu hapuskan pedihmu, bersama rinai air mata yang mengalir.

Kutahu,
Dirimu tak selemah aku dalam menghadapi masalah. Tapi mampu kubaca, jiwamu telah begitu lelah menggeluti masalah yang kian rumit, semakin pekat.

Sahabat,
Mari sejenak lupakan bebanmu. Mari kita berlayar ke masa lalu. Mengenang hal-hal manis yang pernah kita alami. Membuka kembali bait-bait indah dalam puisi hidupmu. Agar kembali lega ruang rasamu, hingga kamu dapat kembali tersenyum lepas.

Inilah yang bisa kuberi, kuncup-kuncup doa, semoga bahagiamu bermekaran dalam nyata. Layu dan gugur segala penatmu. Kuberdoa..