7/30/08
Resah
Apa karena dipenuhi bintik dosa, sehingga kanvas rasaku jauh dari tenang. Selalu saja terlukis gurat gelisah di polosnya. Warna ketakutanpun kian tertuang, menyempurnakan resahku.
Kenapa kubiarkan warna resah dan gurat takut kian memoles, bahkan semakin dominan, bukankah tujuanku melukis bahagia?
Mengapa ku tak memberangus habis segala resah dan rasa takut tak beralasan itu? Atau memang sebenarnya aku yang selalu mengundang mereka hadir, menjadikan mereka teman setiaku?
Entahlah..
Otakku selalu buntu ketika berpikir. Semangatku seringkali getas ketika berjuang. Pemikiranku selalu saja berubah, dibergantinya waktu.
Lalu kan kau sebut apa, jenis manusia sepertiku ini? Pecundangkah itu?
Kini, menulispun ku benar-benar tak berarah. Hanya mengungkapkan kesemrawutan jiwa dan mengaksarakan bait-bait rasa tanpa makna. Kau boleh menertawakan aku, karena akupun sedang ingin menertawakan caraku menghadapi hidup.
Dan tulisan ini terhenti disini.
Labels:
Percik kisah,
Tetes hidup
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment