6/28/08
Adalah luka
Seperti pisau yang mengiris-iris
Mencintaimu adalah luka
Merasakan sejumput bahagia dibelantara nyeri
Dan mencintaimu masih adalah luka
Entah cinta, entah kebodohan
Karena mencintaimu adalah ego
Karena mencintaimu adalah menangguk dusta-dusta dari mulutmu
Dan ku terus mencintaimu
Padahal mencintaiku mungkin tak pernah kau lakukan
Meski penuh luka, dusta kadang tampak indah
Kau rajutkan pelangi semu di hari berwarna abu-abu
Kau gantungkan asa hingga ku nyaris mati terjerat.
Note: hasil menggubah dari puisi fansrhoma
Labels:
Percik puisi,
tetes luka
6/25/08
Kisah daun
Ada lima, bagiku empat. Terikat dan mengikat dengan kuat. Tersatukan dan erat menyatu. Memberikan hati, memeluk syahdu. Dan, aku, mereka, menyebutnya pohon persahabatan.
Dengan bibit peduli mencipta buah kasih sayang.
Akar, batang, ranting dan daun. Mereka bilang aku akar, padahal aku merasa jiwaku daun. Dan aku memang daun.
Takkan ada daun bila tak ada ranting yg menempel dibatang, dan batang yang mampu tegar berdiri karena topangan akar yang kuat. Hijauku terjaga karena mereka. Membuatku terus merasai kasih sayang, buah yang tercipta begitu ranum.
Delapan tahun rimbun. Kemudian kekeringan mendera.
Menjadikan daun layu, menguning dan mengering. Ranting mengering, batang ikut, dan akarpun turut.
Tahun kesembilan pohon mati. Padahal daun yang kering masih terus bertahan untuk tetap menyatu dengan ranting. Tapi pohon tumbang.
Bersama klorofil air mata yang tlah lama mengering, ia terlepas dari pohon itu. Membiarkan angin sesuka hati menerbangkannya. Membawanya pergi~entah sejauh mana ia kan terbawa. Hingga akhirnya membusuk. Lebur.
Labels:
Percik kisah,
Tetes hidup
Cinta adalah sakit
Hari ini cinta adalah sakit
Ketika ia sadar telah memilih hati yang salah
Hati yang mencintai cinta yang lain
Tapi cinta tetap menunggu
Besok..
Cinta masih adalah sakit
Sendirian memiliki perasaan ini
Sampai kapan hati itu mencintai yang lain?
Tak bisakah ia memberi kesempatan cintaku untuk masuk?
Dan selamanya..
Cinta adalah sakit
Karena memilih hati yang takkan pernah terbuka untuknya.
Note: puisi Verena Elisa
Labels:
Percik puisi,
tetes luka
6/24/08
Jauh, tinggal kenangan
Pernah ada..
Rasa cinta antara kita
Kini tinggal kenangan
Ingin kulupakan..
Semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu.. Oh bintangku
Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Disini aku merindukan dirimu
Kini kucoba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu.. Oh kekasih
Kuingin memiliki nafasmu jikala aku mati..
Bisakah aku memiliki nafasmu jikala aku mati?
Note: lirik lagu caramel band
Rasa cinta antara kita
Kini tinggal kenangan
Ingin kulupakan..
Semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu.. Oh bintangku
Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Disini aku merindukan dirimu
Kini kucoba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu.. Oh kekasih
Kuingin memiliki nafasmu jikala aku mati..
Bisakah aku memiliki nafasmu jikala aku mati?
Note: lirik lagu caramel band
Labels:
Percik puisi,
tetes sepi
6/15/08
Truth
Kebenaran hilang dari hidupku. Entah ku yang melepaskannya, atau ia yang tlah muak dengan kebusukan yang kian menusuk. Kebenaran terbang, dengan sayap-sayapnya yang semakin kekar.
Otakku tak berpikir dengan benar. Mataku tak menatap dengan benar. Hatiku pun tak merasa dengan benar. Langkah kian membelot, tak menuju arah yang semestinya.
Kebenaran tak selalu benar. Aku mencintaimu cinta, dan itu kebenaran yang seharusnya tak terjadi.
Jiwaku mengambang, terlepas dari ragaku, namun pula tak merasuk ke tubuhmu. Cinta ini membumbung, dan tak ada yang menggenggam.
Rasa yang salah, menuju tempat yang salah dan tetap menjadi kesalahan.
Disini, masih hanya ada luka.
Labels:
Percik kisah,
Tetes hidup
6/5/08
Annjany part 2
Aku ingin lebur dengan gundah yang kini membadai, tak lagi sekedar mengombak. Menyelami kegilaan rasa yang tak kufahami. Mengais butir-butir alasan bahwa terus bertahan adalah yang terbaik. Padahal menggunung peristiwa yang mestinya membuat ku pergi dan mencoba melupakanmu.
Adalah perasaanku,
Ingin tetap di sisimu meski kau tak henti melukaiku.
Adalah harapanku,
Menginginkan kau mencoba tuk memahamiku, mengiyakan mauku.
Adalah kamu,
Ternyata semakin membuatku hancur, tapi kumasih saja bertahan.
Labels:
Percik puisi,
tetes cinta
Annjany part 1
Kau bukanlah bintang di hatiku. Bukan makhluk terbaik Tuhan yang pernah kujumpai. Bukan yang teristimewa dari yang pernah ada di hidupku. Tetapi, tetap saja kau seseorang yang kusayangi. Seseorang yang berulangkali mengecewakanku, namun selalu saja kumaafkan. Seseorang yang selalu membuatku marah, tapi satu pelukmu saja mampu mencairkan emosiku.
Kau 'pelacur murahan' yang aku cintai. 'Bocah nakal' yang tak bisa kukendalikan. Akankah kelak kau benar-benar bisa memahamiku?
Labels:
Percik puisi,
tetes cinta
Subscribe to:
Posts (Atom)